Dalam kongres besar yang digelar pada Selasa, 4 Februari 2020
malam, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam pidatonya menyampaikan banyak tentang upaya memperjuangkan iman dan kebebasan beragama.
Salah satu pesan yang paling kuat adalah ketika dirinya menegaskan bahwa doa dan iman adalah aspek penting di tengah budaya Amerika.
“Pemerintahan saya juga membela kebebasan beragama, dan itu
termasuk hal kostitusional untuk berdoa di sekolah-sekolah umum. Di Amerika, kami
tidak menghukum doa. Kami tidak menghancurkan salib. Kami tidak melarang simbol
agama. Kami tidak membantai pengkhotbah dan pendeta. Di Amerika, kami merayakan
iman, kami menghargai agama, kami mengangkat suara kami dalam doa, dan kami mengarahkan pandangan kami kepada Kemuliaan Tuhan,” ucap Trump.
Bagi para pemimpin Kristen AS, pernyataan ini dianggap sebagai
hal yang sangat bermakna. Mereka bahkan memuji Trump dengan menyebutkan bahwa pidato tersebut adalah momen yang luar biasa bagi Amerika.
“Hal yang mengalir di setiap aspek pidato presiden adalah iman,
iman di Amerika karena iman Amerika kepada Tuhan,” ucap Pendeta Johnnie Moore, komisaris Komisi Kebebasan Beragama Internasional AS sekaligus Pemimpin Kongres Kristen.
Moore menilai, pernyataan Trump membuktikan bahwa dia mendukung kebebasan beragama untuk semua orang dan mengakui dasar iman Yahudi-Kristen Amerika.
“Dan lebih dari sekadar menyajikan ide-ide ini sebagai ciat-cita
luhur, dia berdiri untuk hidup dengan merayakannya, dia menunjukkan keunggulan nilai-nilai
Amerika dengan menghormati mereka yang telah hidup dan mati, merayakan keberagaman
kita bersama tamu-tamu kehormatan terpilih. Dan dia menunjukkan alternatif dengan
memanggil seluruh anggota DPR untuk menatap Maduro Vanezuela dengan berdiri dalam solidaritas dengan Juan Gaiudo,” lanjut Moore.
Baca Juga:
Di Depan Anggota PBB, Donald Trump Desak Hentikan Penindasan Agama di Seluruh Negara
Video Presiden Donald Trump Sedang Didoakan Pendeta Jadi Viral. Tembus 1,7 Juta Views Lho
Sementara seorang pemimpin pujian Bethel Music Sean Feucht mengaku terkesima dengan pidato Trump.
“Sepanjang yang bisa saya ingat, selama menonton kongres terlepas
dari siapa presidennya. Aku belum pernah mendengar hal seperti ini sebelumnya. Terlepas
dari pendapatmu tentang presiden, momen ini bersejarah dan memberikan keberanian
kepada para pemimpin agama di seluruh negeri,” tulis Feucht dalam akun Instagramnya.
Senada dengan itu, Franklin Graham pun memuji Trump dan
mengucapkan terima kasih karena telah membuktikan janjinya kepada semua pemilihnya.
“Terima kasih, Pak Presiden,
untuk mengingatkan orang Amerika alasan mereka memilih Anda dalam pemilihan terakhir.
Semoga Tuhan memberkati Anda dan keluarga Anda, Presiden Donald J. Trump, selagi Anda terus memimpin bangsa kita ini,” tulisnya di Akun Facebooknya.
Sikap serupa juga disampaikan Jentezen Franklin, pendeta Free
Chapel dan Pendeta Frankford.
Wakil Presiden Mike Pence sendiri menyampaikan bahwa terlepas
dari perpecahan dalam politik di Amerika, dia masih percaya ada lebih banyak hal
yang menyatukan Amerika daripada memecah belah warganya. “Dan yang utama di
antaranya adalah iman.”